RSS
"Membaca dalam usia tertentu, justru membatasi pemikiran dari kreativitas. Orang yang membaca terlalu banyak namun terlalu sedikit menggunakan pemikirannya, justru akan terkena kemalasan berpikir" (Albert E.)

Perempuan Penanam Dosa

Terlintas bayang wajah yang menyesakkan dada
Seolah bising rong-rongannya menghiasi tiap sudut kamar
Perempuan itu,
perempuan yang membuat lima tahun dalam hidupku penuh kebencian

Menyedihkan memang jika aku harus menulis dosa tentangnya
Tetapi mana yang lebih hina?
Memendam benci yang menggamit jiwa ataukah mengungkap dosa darinya?

Tidak ada seseorang pun yang lebih aku benci dari dirinya
Dosa, ah aku tidak peduli
Dosaku belum seberapa dibanding dosa yang ia dapatkan dari apa yang telah diperbuat
Menindas tanpa batas, mencaci penuh benci, dan mengadu penuh deru

Tetes air mataku terjatuh saat menuliskan hal “yang cukup tidak penting” ini
Hahaha gila, aku benar-benar gila
Gila karena terlalu membenci dirinya
Perempuan itu,
perempuan yang membuat hari-hariku penuh derita, sungguh pilu

Terima kasih untuk semua jasa
Jasa atas segala dosa
Satu per satu sahabat kau tanamkan kata-kata palsu
Hingga mereka membenci diriku
Memandang sinis keberadaanku dan pergi meninggalkanku

Satu hal yang membuatku tetap kuat
Meski berulang kali kau jatuhkan harkat dan martabat,
meski setiap kali kau buat hatiku tersayat,
dan meski berulang kali kau membuatku menjadi cacat,
kau tidak lebih dariku
Kau tidak pernah bisa temukan kebahagian yang sesungguhnya dari dirimu
Kau tidak pernah mendapatkan apa yang sebenarnya kau mau

Ceriamu hanya saat membuat yang lain terluka
Tawamu hanya saat melihat yang lain teraniaya
Senyum manismu hanya saat yang lain terbuang sia-sia
Bahagiamu hanya saat kau tanamkan dosa

Sekali lagi terima kasih,
untuk setengah dekade yang penuh benci
Seberapa banyak orang yang akan kau ambil dari kehidupanku,
aku tidak akan pernah mengambil kebahagianmu yang semu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengulas 2014

     “Menghitung hari, detik demi detik. Masa kunanti apakan ada, jalan cerita kisah yang panjang,” sekilas kusenandungkan nyanyian dari sebuah lagu salah satu diva di Indonesia. Liriknya sederhana memang, namun menyimpan sebuah makna, tentang waktu.   
    Waktu, satu kata yang keberadaannya sangat berperan dalam kehidupan. Time is money, waktu sangat berharga bahkan lebih berharga dibanding uang. Bagaimana tidak? Waktu tidak bisa diulang, dihentikan, atau dipercepat.  Di sisi lain, time is free, setiap orang berhak menggunakan waktunya secara bebas dan cuma-cuma. Sebagian orang menyalahgunakan kebebasan itu dengan cara yang membuat mereka menderita sendiri. Seperti lebih memilih pergi terlebih dahulu padahal itu bukan waktunya untuk kembali.   
     Baru kemarin rasanya, aku menghentakkan jari-jari mungil di papan keyboard untuk mengisahkan segala cerita tahun 2013. Kini, 365 hari yang keenambelas sudah kulalui dengan penuh tawa, tangis, dan tabah. Di penghujung tahun ini, aku lebih memilih menikmati waktuku bersama ibu dan adik dengan secangkir kopi kebersamaan yang diseduh dengan rasa cinta yang tidak terbandingkan.      
     Mencoba sedikit membuka kembali lembaran hari demi hari yang telah berlalu, banyak sekali kisah bersejarah dalam hidupku yang aku alami di tahun ini. Mengorek cerita lama penuh bahagia yang terukir di setiap tepi angka tahun kuda kayu ini, aku tiba-tiba menyisipkan senyum di ujung bibir. Bertemu dengan orang-orang yang sangat aku sayangi di kelas, membuatku lebih kuat untuk meneruskan hidup yang entah kapan akan berakhir, yaitu Tera, Vivi, Zaki, Suci, Fijrina, dan yang lainnya. Aku tidak peduli seberapa besar rasa sayang mereka atau bahkan adakah rasa sayang yang mereka sisihkan untukku, namun aku merasakan kebahagiaan yang benar-benar tulus, nyata, dan tidak tersirat dari mereka. Hanya mereka yang dapat mengganti air mata kesedihanku dengan canda tawa.
     Jelas, setiap tahun pasti ada sepercik kisah menyakitkan yang dialami setiap orang. Kisah paling pedih yang aku alami adalah di saat satu persatu orang membuat air mataku menetes bersamaan dengan tetes rintikan hujan yang seakan tahu waktu untuk menemani tangisku. Aku heran, apa yang membuat mereka tega menyekokiku dengan rasa sakit yang kemudian mengalir dalam rongga dalam hati? Aku tahu mereka tidak merasakan apa yang aku rasakan, tetapi setidaknya mereka mengerti, hanya mengerti, mengerti bagaimana rasanya kehilangan ayah tercinta di usia yang masih bisa dibilang belia.       
      Aku tidak peduli, bagaimana alur lembaran-lembaran kisah di tahun berikutnya yang akan mulai dibuka esok. Aku akan memulainya dengan lembaran putih dan bersih. Entah siapa dan kapan lembar demi lembar akan tercoret oleh noda berupa goresan pena yang disengaja, maupun butiran debu yang terjatuh tanpa disengaja.
     Memulai tahun 2015 dengan mengucap syukur dan meminta agar diberi yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya oleh Allah Swt. Jika tidak ada waktu untuk melakukan hal itu, cukup dengan menghaturkan satu kata yang sangat sederhana, namun dapat memacu semangat untuk jadi pribadi yang lebih baik, BISMILLAH. Selamat tahun baru 2015! Jadikan tahun 2015 sebagai ajang untuk menjadi hamba Allah yang lebih berkelas! 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pengerat

Mengulas indahnya cerita yang tiba-tiba menerkam menjadi derita
Pikiranku hanyut, diterjang badai perasaan heran dalam dada
Nostalgia tawa dan canda yang pernah ada, harus takluk oleh kegelapan hatinya

Sahabat, jalinan yang butuh penyatuan hati, hati yang diikat
Tidak peduli hati itu hebat atau cacat

Namun apa yang terjadi apabila seorang sahabat menjadi pengerat?
Mengendus hitam kehidupanku lalu ia muntahkan kepada orang lain tanpa mempedulikan adat
Saat ia menemukan rongga-rongga bawah tanah yang baru, yang bisa membuatnya jadi pengerat hebat
Ia menggerigitku secara perlahan, meski aku rela berkorban untuknya sampai melarat

Kini pengerat itu berjalan dengan angkuhnya
Ia terlena dengan dunianya, ia lupa bahwa masih ada predator yang setiap saat bisa memangsa
Sebagai pengerat, ia bukanlah yang terhebat meski ia sok hebat
Seekor pengerat hanyalah binatang percobaan, bukan binatang suci yang dianggap keramat

Memang tidak aku kira, rasa cintanya seperti pura-pura
Berlaga menyayangi namun mengerat kenyataannya
Canda dan tawa yang sempat terselip dalam ingatan, kecewa pada akhirnya

Entah seperti apa aku harus menafsirkan, ia sahabat atau pengerat?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Firstly Post on 2014

     Hello para pengunjung setia my own blog! Maaf banget nih, udah hampir satu tahun nggak bikin new post. Tahun ini bener-bener melelahkan. Penuh kesibukan, tapi menyenangkan. Gimana sensasi tahun 2014 ini bagi kalian? Bagiku, I feel full of buzz in this year. Hahaha. 
    Kalo boleh ngomong dari lubuk hati yang paling dalam, tahun ini aku kekurangan inspirasi. Entah mengapa. Udah niat mau bikin new post, eh, inspirasi lenyap ditelan kehampaan pikiran
L      
      Oh ya, guys! Pernah nggak sih terlintas di benak kalian kalo seorang sahabat itu nggak bakalan ninggalin kalian? Pasti pernah, bahkan selalu. Menganggap orang lain sebagai sahabat kita tuh nggak mudah. Mungkin saat kita udah bener-bener deket dan menganggap dia sahabat kita, ending-nya dia bisa aja pergi ninggalin kita.     
      Sahabat belum tentu orang yang deket banget sama kita, bukan temen sebangku kita, bukan temen main kita, tapi yang jelas, sahabat itu orang yang selalu ada buat kita. Entah saat kita berjaya, maupun saat kita nggak berdaya.    
      Kadang kita udah menganggap seseorang itu sahabat kita, tapi nggak tau, ternyata di belakang kita orang itu malah mengumbar aib dan kekurangan kita. Bukan suatu masalah sih, tapi apa masih pantas dianggap sahabat? Kalo kita masih bisa ngomong baik-baik satu sama lain dan saling interospeksi, pasti suatu jalinan persahabatan masih bisa diperbaiki. Akan tetapi, kalo jalinan persahabatan itu cuma bikin kita sakit, mungkin ada kalanya kita lebih baik pergi. Buat apa menyayangi orang yang nggak menyayangi kita dan terus menyakiti kita? Mungkin jawaban dari pertanyaan itu berbeda-beda. Tergantung diri kalian, guys
       Jujur, berdasarkan pengalaman nih, mencari sahabat yang bener-bener baik itu nggak mudah. Orang yang pantas dianggap jadi sahabat kita nggak harus perfect, kaya, terkenal, gaul, dan sebagainya. Yang kita butuhin dari orang yang pantas dianggap jadi sahabat itu pengertian, kasih sayang, dan yang terpenting orang itu selalu ada nggak cuma saat kita senang aja.     
       Nggak sedikit juga kasus menyangkut persahabatan. Ada persahabatan yang langgeng sampai kita lupa siapa namanya, tapi wajahnya selalu melekat di memori kita, ada pula persahabatan yang masih seumur jagung udah hancur gitu aja. Sebenernya, masalah tentang persahabatan bisa kita cegah dengan cara kita nggak boleh egois satu sama lain.      
        Persahabatan yang ending-nya nggak menyenangkan terjadi karena salah satu di antara mereka terlalu egois. Urusan pribadi memang lebih penting, tapi kita juga harus saling mengerti, bahwa ada orang lain yang selalu support kita dan selalu ada buat kita.  Ada juga nih, persahabat yang pada saat diajalani, salah satu dari mereka memilih pergi menjauh. Mungkin salah satu di antara kalian juga pernah mengalaminya. Kita nggak perlu ragu untuk pergi kalo kita udah bener-bener kecewa sama orang yang kita anggap sebagai sahabat, namun ternyata mereka nggak sesuai sama yang kita harapkan, atau ternyata mereka hanya membuat kita terus berkorban. Alasan kita pergi dari dia tentu bukan marah atau benci, tetapi kecewa. 
      Nggak sedikit juga dari kalian yang berpikir, kadang kita udah sayang banget sama sahabat kita, rela mengorbankan banyak hal buat sahabat kita, tapi tau-tau sahabat kita tega melakukan hal yang menyakiti kita.       
      Begini lah hidup. Nggak ada satu pun orang yang sempurna buat kita jadiin tempat curhat saat dirundung masalah atau tempat kita berbagi senang bersama. Satu-satunya tempat curhat yang nggak pantas kita anggap jadi sahabat tanpa pernah menyakiti kita adalah Allah. Sisipkan segala kegundahan hati kita di setiap lantunan doa yang kita haturkan pada-Nya. Allah tau segala yang terbaik buat kita. Semangat guys!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

365 Hari

        Lembayung di senja terakhir tahun 2013, menutup segala kisah pelik dan penuh misteri. Nampaknya, sang surya murung, lelah, dan pucat. Ia tidak menampakkan sinar keemasannya sejak fajar menyongsong. Entah, mungkin ia belum bisa melepas lembar ke-365 dari 365 lembaran hari di tahun 2013.   
     Begitu pula aku, belum bisa melepas tahun yang disebut tahun Ular Air menurut perhitungan ilmu hoki China Kuno ini.  Aku masih terpaku melihat langit yang kelabu. Mencari-cari jejak kisah yang pernah kulalui selama setahun. Deretan kisah demi kisah aku coba rangkai kembali. Mengingat, mengenang, bernostalgia.          
      Ya, 2013. Di tahun pada millennium ke-3, abad ke-21, dan dekade 2010-an dalam kalender Gregorian, aku menginjak usia yang ke-15 tahun. Selain itu, aku bisa melalui empat hari puncak perjuanganku belajar selama tiga tahun di SMP. Empat hari itulah yang menentukan langkah besarku selanjutnya. Dengan hasil yang menurutku sangatlah memuaskan, aku beranjak ke jenjang yang lebih tinggi.                   
       Banyak berkas kisah yang menurutku sangat mengesankan. Namun, satu kisah yang tidak pernah luput dari pandangan di ruang kecil sanubariku, kepergian ayah. Jejak-jejak kisah mengesankan yang telah mampu aku kenang kembali, tidak dapat menghapuskan setitik air di sudut gelap mata. Ayah, satu-satunya lelaki yang aku cintai dengan sepenuh hati, harus kembali ke pelukan Allah Swt. secepat ini.          
        Tepat 13 November 2013, sekitar pukul 11.13 WIB, ayah larut dalam kelelapan tidur panjangnya, setelah 43 tahun ia menjalani hitam putih kehidupan. Dengan indahnya, ia menjejaki kehidupan selanjutnya. Semakin dekat dengan Sang Pencipta. Wajahnya yang mulai mengerut, tidak memudarkan senyum yang terlukis di bibir merah pasinya. Alunan doa dan bacaan ayat-ayat nan sejuk, mengiringi kepergiannya. Kisah itu yang selalu membuatku kehilangan separuh lebih semangat yang aku miliki di tahun 2013. Setiap kedipan mata, hembusan napas, degup jantungku yang bernada, kisah itu selalu terngiang di pikiranku. Pahlawanku telah pergi. Kini tidak terdengar lagi bisik lembutnya yang merambah sepiku.        
         Kehilangan 
salah satu orang terindah di hidupku, membuatku membungkam hari yang berlalu hanya dengan sepi dan serpihan kerinduan akan kasih sayang seorang ayah, yang rela membasahi baju hingga kulitnya hanya untuk menjemput putri kecilnya di sekolah, ayah yang rela melebamkan kulitnya untuk menafkahi keluarga tercinta, ayah yang tidak pernah mengeluh meski kerut di wajahnya semakin terukir. Jika aku boleh jujur, tentu aku lebih memilih ia lebih lama tinggal di sini dibandingkan mengucap selamat tinggal dengan penuh keterpurukan dan kecewa. 
        Meski tiada lagi lelaki yang kujadikan sebagai sandaran dan panutan, aku masih memiliki dua bidadari yang selalu menggamit kekuatan untukku. Membangkitkanku dari rekahan permasalahan di tahun ini. Ibu dan adik.    
     Semangatku mulai mengembang, walau harus melawan jejak-jejak kisah yang membuatku terseka. Beberapa ajang penyaluran prestasi aku ikuti dan ternyata membuahkan hasil yang sangat berarti. Hasil prestasi itulah yang menjadi bukti, hadiah, permintaan maafku, kepada raja dalam hidupku, ayah.               
         Kisahku tidak hanya itu saja, masih banyak berkas kisahku. Setiap detik bahkan setiap hari, selalu ada kisah baru dalam hidup setiap insan. Entah berkesan, mengharukan, atau menyedihkan, kisah-kisah itu selalu menimbulkan jejak untuk diingat maupun dilupakan.       
         Sepertinya, sang surya enggan menemaniku untuk melintasi kembali jejak-jejak kisahku kali ini. Lembayung senja masih telentang di depan mata, menyadarkanku bahwa hari masih panjang. Selama 365 hari aku melewati kisah-kisah hidup di tahun ini. Semoga di tahun-tahun selanjutnya, aku masih diberi kesempatan untuk melalui 365 hariku yang lain. Esok merupakan lembaran baru. Aku harus menjejakinya dengan kisah-kisahku yang baru. Selamat tahun baru 2014.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Serpihan Kata-kata

Siapa aku? Aku adalah aku. Inilah aku. Mungkin berjuta-juta kekurangan ada pada diriku. Kelebihan? Pasti ada. Namun, aku tidak bisa menilai dengan sendirinya.      
    Banyak orang membenciku, menjauhiku, menganggap remeh ‘keberadaan’ku. Bahkan, banyak yang mengumbar kekuranganku kepada orang lain. Aku berterima kasih. Berkat orang-orang itu, aku tau apa arti hidup yang sebenarnya. Aku bisa belajar kuat, tabah. tegar, dan berani karena mereka. Merekalah yang membuat hidupku terasa sempurna.  
        Mengapa aku hidup? Mengapa aku dilahirkan? Mengapa aku harus jadi aku? Aku tahu, ini sebuah cara Allah membuatku untuk mempersiapkan diri di akhirat nanti. Jika aku menjadi orang yang kuat, maka Allah akan meninggikan derajat hamba-Nya ini. Aku tidak pernah menyesali akan apa yang terjadi dalam hidup.  
      Di sisi lain, banyak orang yang menyayangiku. Mereka yang selalu membuat hidupku begitu indah. Tanpa mereka, aku tidak akan bisa tertawa lepas. Mereka menerima ‘keberadaan’ku apa adanya.      
    Aku berharap, orang yang menyayangi maupun membenciku, selalu dalam perlindungan Allah. Sehingga, mereka bisa terus mengisi hari-hariku. Mewarnai hidupku. Menguatkan setiap langkahku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Andai Kau Tahu


Binar matamu mengemuka
Rekah senyummu bergulir nyata
Menyeka segala lara yang menguntit pada malam gelap
Merobek indahnya cerita mencintai dan menantimu
Mengapung tercetak di kepala, luruh di hati jadi prasasti

Cinta ini makin menjadi-jadi
Tak terperi dan menjadi bara
Lalu menyulutkan api rindu di batas mimpi yang membawa pesan surga

Hadirmu yang sekejap, menancapkan cinta terdalam yang kuakui
Terbenam sudah rindumu dalam cintaku yang membiru
Kuakui dan tak mau kuingkari

Jika kaulah satu-satunya untukku saat ini,
aku berharap akan melanggeng sampai nanti dan abadi dalam janji suci

Kini, siapa lagi yang dapat kurunut pada deretan hari?
Pertemuan yang kupilih sebagai pembunuh rindu hanya menyapu sia-sia
Tak kudengar bisik lembutmu merambah sepiku
Menyudutkanku di batas gelisah yang mengunyah luka, satu demi satu
Andai kau tahu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS